Minggu, 02 Maret 2014

Profile SMKN 1 Mundu Cirebon

Untuk pertama kalinya sekolah ini berdiri dan beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1965 berdasar SK Mendikbud No. 79/Dirpt/Bi/65, tanggal 8 Juli 1965 dengan nama Sekolah Teknologi Menengah Perikanan Laut (STM-PL) Negeri Cirebon, berlokasi di Jalan Pasuketan No. 15 Kodya Cirebon, dengan dua jurusan, yaitu:
1.   Teknik Penangkapan Ikan (TPI)
2.   Processing/Pengolahan Ikan  (PI)
Pada tahun 1973, berpindah alamat ke Jalan Kalijaga Mundupesisir No. 01 Cirebon.  Berdasarkan SK Mendikbud No. 0298/0/1976, tanggal 9 Desember 1976,  berganti nama menjadi Sekolah Menengah Teknologi Pertanian (SMT Pertanian) Negeri Cirebon, dengan dua program studi, yaitu
1.  Teknologi Penangkapan Ikan (TPI)
2.  Teknologi Hasil Pertanian (THP)
   
                                         
                          
 

Pada tahun ajaran 1988/1989 dibuka program studi baru, yaitu Budidaya Ikan (BI). Pada tahun 1997 seluruh sekolah kejuruan (STM,SMEA,  SMKK,  SMT Pertanian dan sejenisnya) diseragamkan namanya menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sejak itu SMT Pertanian Negeri Cirebon berrganti nama menjadi SMK Negeri 1 Mundu Cirebon dan membuka 2 program keahlian baru yaitu : Teknika Kapal Penangkapan Ikan (TKPI) dan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).

.: Identitas Sekolah :.

NPSN:20214795
NSS:581021709001
Nama Sekolah:SMKN 1 MUNDU CIREBON
Tahun Dibuka:1965
Tahun Akhir Renovasi:2012
Alamat:JL. Raya Mundu Pesisir No. 01
Desa/Kelurahan:Mundu Pesisir
Kode Pos:45173
Kecamatan:Kecamatan Mundu
Kabupaten:Kabupaten Cirebon
Provinsi:Propinsi Jawa Barat
Status Sekolah:Negeri
Bentuk Sekolah:Biasa/Konvensional
Jenis Sekolah:SMK
Jarak Sekolah Sejenis:1 km
Waktu Penyelengaraan:Pagi
Sertifikasi ISO:9001:2008
Latitude:-6.750599286626908
Longitude:108.58911663293839

.: Dokumen dan Perijinan :.

No. SK Pendirian:79/Dirpt/BI/1965
Tgl. SK Pendirian:07-08-1965
No.SK Akhir Sekolah:79/Dirpt/BI/1965
Tgl. SK Akhir Sekolah:07-08-1965
Akreditasi:Terakreditasi A
No. SK Akreditasi:00200/536/BAN-SM/XI/2010
Tgl. SK Akreditasi:09-11-2010

.: Program Keahlian :.

1.  Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI)
2.  Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI)
3.  Agribisnis Perikanan (AP)
4.  Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPHPi)
5.  Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)

.: Kontak :.

Telpon:0231-510385 atau 0231-510956
No. Fax:0231-510385
Email:smk1mundu@yahoo.co.id
Website:www.smkn1-mundu.sch.id

Minggu, 23 Februari 2014

Kata Kata Bijak Motivasi Dan Inspirasi


Kata Kata Bijak Motivasi Dan Inspirasi

Dibawah artikel berikut ada beberapa kata kata bijak yaitu kumpulan ungkapan dari para tokoh dunia yang terkenal karena keberhasilan mereka untuk kemanusiaan. Sumbangsih ini kelihatannya sepele namun bila diperhatikan maka bisa juga menjadi inspirasi untuk kehidupan sehari-hari.


kata bijak

Kata Bijak Tokoh Dunia Tentang Kehidupan

Harapan adalah tiang yang menyangga dunia. (Pliny the Elder)

Kalau manusia berangsur menjadi tua, umumnya ia cendrung menetang perubahan, terutama perubahan ke arah perbaikan. (John Steinbeck)

Selama hidup saya yang sudah 87 tahun ini, saya telah menyaksikan serentetan revolusi teknologi. Tetapi tidak satu pun diantaranya yang tidak membutuhkan watak yang baik atau kemampuan untuk berfikir. (Bernard M. Baruch)

Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis. (Aristoteles)

Pendidikan mengembangkan kemampuan, tetapi tidak menciptakannya. (Voltaire)

Pendidikan yang baik tidak menjamin pembentukan watak yang baik. (Fonttenelle)

Setelah makan, pendidikan merupakan kebutuhan utama rakyat. (Danton)

Kerendahan hati disukai orang-orang terkenal. Namun orang yang bukan apa-apa sulit untuk rendah hati. (Paul Valery)

Emansipasi merupakan seni untuk berdiri di atas kaki sendiri namun dipeluk tangan orang lain. (Alex Winter)

Sebelum menikah saya mempunyai enam teori tentang bagaimana mendidik anak. Kini saya mempunyai enam anak dan tidak mempunyai teori. (John Wilmot, Earl of Rochester 1647-1680)

Alat penghemat kerja yang paling populer sampai saat ini masih tetap suami yang berada. (Joey Adams)

Seorang arkeolog merupakan suami yang terbaik yang bisa diperoleh wanita; makin tua si istri, makin besar minat suami terhadapnya. (Agatha Cristie)

Kebahagiaan itu seperti batu arang, ia diperoleh sebagai produk sampingan dalam proses pembuatan sesuatu. (Aldous Huxley)

Dari pesawat terbang yang saya cintai, saya melihat ilmu pengetahuan yang saya puja memusnahkan kebudayaan, padahal saya mengharapkan mereka dimanfaatkan untuk kebudayaan. (Charles A. Lindbergh, Jr.)

Ungkapan Bijak Tentang Cinta

Mencintai bukanlah tentang memberikan yang terbaik dalam kelebihan, tetapi memberikan yang terbaik dalam kekurangan.

Kegagalan bukanlah akhir dari perjalanan. Akan selalu ada kesempatan dan harapan selama kamu mau mencoba dan berusaha.

Ketika Tuhan mengambil sesuatu dari genggamanmu, Dia tak menghukummu, Dia hanya membuka tanganmu tuk menerima yg lebih baik.

Cinta selalu memberi bahagia dan sakit di hatimu. Bahagia karena bersama yang kamu cinta. Sakit karena tahu bahwa kamu begitu rapuh.

Terkadang, meski telah terluka, kamu memilih tuk tetap bertahan dengan harapan dia yg kamu cinta akan berubah dan akhirnya tulus mencinta.

Cinta memang mampu membuat seseorang menunggu lama. Tapi kadang kamu harus mencintai dirimu juga, dengan menyadari kapan waktunya tuk pergi.

Ketika kamu mencintai seseorang, beranikan dirimu tuk mengungkapkan. Jika tidak, beranikan juga dirimu tuk melihat dia dicintai orang lain.

Jangan taruh kata kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia, lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata kata cinta itu dalam sebuah tangisan.

Cintailah kekasihmu seperti dia mencintai mu dulu, seperti dia mencintai dengan tulus. Seseorang akan setia pada pasangannya karena cinta suami yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.

Cinta adalah salah satu anugrah yang diberikan tuhan kepada kita manusia. Jagalah cinta sebelum cinta itu pergi.

Yang paling sulit untuk dilupakan dari Kata Kata Bijak Cinta adalah cinta yang datang dari hati - tumbuh di hati dan bersemi dalam hati tapi sirami dan rawatlah dengan baik sebelum rasa itu mati dalam hati.

Kata Bijak Mario Teguh

Aku tak punya waktu untuk membenci orang yang membenciku, karena aku terlalu sibuk mencintai mereka yang mencintaiku.

Jangan takut untuk mencoba, karena ketakutan itulah hambatan sesungguhnya dari sebuah kesuksesan kita. Cermati dan resapi Kata Kata Bijak dan Motivasi Mario Teguh ini dengan baik, maka kesuksesan akan menaungi anda.
Salam Super!

Tersenyumlah pada sesamamu, ketahuilah bahwa mungkin senyumanmu memiliki arti yg besar bagi mereka

Waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang.
Tempat terbaik untuk berbahagia adalah di sini.
Dan cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain.

Yang Anda pikirkan, menentukan yang Anda lakukan.Dan yang Anda lakukan, menentukan yang Anda hasilkan.Maka ukuran dan kualitas dari pikiran Anda,menentukan ukuran dan kualitas hasil dari pekerjaan Anda.

Maka janganlah hanya menginginkan yang mudah.
Janganlah keinginan mu untuk yang mudah, menjauhkanmu dari belajar menguasai yang sulit.
Sesungguhnya, karena kemampuan mu lebih besar daripada semua kesulitan mu, kehidupan ini yang sebetulnya sama sulitnya bagi semua orang, akan tampil sangat mudah bagi mu, dan akan berlaku sangat ramah kepada mu.

Anda belum disebut menemukan tujuan hidup Anda yang sebenarnya, jika orang lain tidak bisa merasakannya dalam ketetapan pandangan mata Anda, dalam kejelasan bicara, dalam ketegasan langkah, dan dalam kekuatan dari alasan-alasan Anda.

Percayalah akan kemampuan dirimu sendiri, itu akan menghindarkanmu dari orang-orang yg ingin mematahkan semangatmuAku hanya manusia biasa, memiliki hidup yang biasa. Namun kehadiran dirimu mengubah segalanya, kau membuatku merasa sempurna.

Kadang hal-hal buruk Tuhan hadirkan ke dalam hidupmu untuk mengingatkanmu pada hal-hal baik yang lupa kamu syukuri.

Tidak ada kebahagiaan dalam kelemahan. Jangan lagi berlama-lama dalam kelemahan hidup.

Nah, Demikian kata kata bijak yang sempat admin share pada saat ini, semoga bermanfaat buat anda.
sejarah paskibraka indonesia
SEJARAH PASKIBRAKA INDONESIA
 
(Pasukan Pengibar Bendera Pusaka)
Beberapa hari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI pertama. Presiden Soekamo memberi tugas kepada ajudannya,Mayor M. Husein Mutahar untuk mempersiapkan upacara peringatanDetik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1946, dihalaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta
Pada saat itu, sebuah gagasan berkelebat di benak Mutahar. Alangkah baiknya bila persatuan dan kesatuan bangsa dapat dilestarikan kepada generasi muda yang kelak akan menggantikan para pemimpin saat itu. Pengibaran bendera pusaka bisa menjadi simbol kesinambungan nilai-nilai perjuangan. Karena itu, para pemudalah yang harus mengibarkan bendera pusaka. Dari sanalah kemudian dibentuk kelompokkelompok pengibar bendera pusaka, mulai dari lima orang pemuda - pemudi pada tahun 1946 —yang menggambarkan Pancasila.

Namun, Mutahar mengimpikan bila kelak para pengibar bendera pusaka itu adalah pemuda-pemuda utusan dari seluruh daerah di Indonesia. Sekembalinya ibukota Republik Indonesia ke Jakarta, mulai tahun 1950 pengibaran bendera pusaka dilaksanakan di Istana Merdeka Jakarta. Regu-regu pengibar dibentuk dan diatur oleh Rumah Tangga Kepresidenan Rl sampai tahun 1966. Para pengibar bendera itu memang para pemuda, tapi belum mewakili apa yang ada dalam pikiran Mutahar. Tahun 1967, Husain Mutahar kembali dipanggil Presiden Soeharto untuk dimintai pendapat dan menangani masalah pengibaran bendera pusaka. Ajakan itu, bagi Mutahar seperti "mendapat durian runtuh" karena berarti ia bisa melanjutkan gagasannya membentuk pasukan yang terdiri dari para pemuda dari seluruh Indonesia. tersirat dalam benak Husain Mutahar akhirnya menjadi kenyataan. Setelah tahun sebelumnya diadakan ujicoba, maka pada tahun 1968 didatangkanlah pada pemuda utusan daerah dari seluruh Indonesia untuk mengibarkan bendera pusaka. Sayang, belum seluruhnya provinsi bisa mengirimkan utusannya, sehingga pasukan pengibar bendera pusaka tahun itu masih harus ditambah dengan eks anggota pasukan tahun 1967.

Selama enam tahun, 1967-1972, bendera pusaka dikibarkan oleh para pemuda utusan daerah dengan sebutan “Pasukan Penggerek Bendera Pusaka”. Nama, pada kurun waktu itu memang belum menjadi perhatian utama, karena yang terpenting tujuan mengibarkan bendera pusaka oleh para pemuda utusan daerah sudah menjadi kenyataan. Dalam mempersiapkan Pasukan Penggerek Bendera Pusaka, Husein Mutahar sebagai Dirjen Udaka (Urusan Pemuda dan Pramuka) tentu tak dapat bekerja sendiri. Sejak akhir 1967, ia mendapatkan dukungan dari Drs Idik Sulaeman yang dipindahtugaskan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (dari Departemen Perindustrian dan Kerajinan) sebagai Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan. Idik yang terkenal memiliki karakter kerja sangat rapi dan teliti, lalu mempersiapkan konsep pelatihan dengan sempurna, baik dalam bidang fisik, mental, maupun spiritual. Latihan yang merupakan derivasi dari konsep Kepanduan itu diberi nama ”Latihan Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila”. Setelah melengkapi silabus latihan dengan berbagai atribut dan pakaian seragam, pada tahun 1973 Idik Sulaeman melontarkan suatu gagasan baru kepada Mutahar. ”Bagaimana kalau pasukan pengibar bendera pusaka kita beri nama baru,” katanya. Mutahar yang tak lain mantan pembina penegak Idik di Gerakan Pramuka menganggukkan kepala. Maka, kemudian meluncurlah sebuah nama antik berbentuk akronim yang agak sukar diucapkan bagi orang yang pertama kali menyebutnya. Akronim itu adalah PASKIBRAKA, yang merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. ”Pas” berasal dari kata pasukan, ”kib” dari kata kibar, ”ra” dari kata bendera dan ”ka” dari kata pusaka. Idik yang sarjana senirupa lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itupun juga segera memainkan kelentikan tangannya dalam membuat sketsa. Hasilnya, adalah berbagai atribut yang digunakan Paskibraka, mulai dari Lambang Anggota, Lambang Korps, Kendit Kecakapan sampai Tanda Pengukuhan (Lencana Merah-Putih Garuda/MPG). Nama Paskibraka dan atribut baru itulah yang dipakai sejak tahun 1973 sampai sekarang. Sulitnya penyebutan akronim Paskibraka memang sempat mengakibatkan kesalahan ucap pada sejumlah reporter televisi saat melaporkan siaran langsung pengibaran bendera pusaka setiap tanggal 17 Agustus di Istana Merdeka. Bahkan, tak jarang wartawan media cetak masih ada yang salah menuliskannya dalam berita, misalnya dengan ”Paskibrata”. Tapi, bagi para anggota Paskibraka, Purna (mantan) Paskibraka maupun orang-orang yang terlibat di dalamnya, kata Paskibraka telah menjadi sesuatu yang sakral dan penuh kebanggaan.

Memang pernah, suatu kali nama Paskibraka akan diganti, bahkan pasukannya pun akan dilikuidasi. Itu terjadi pada tahun 2000 ketika Presiden Republik Indonesia dijabat oleh KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kata ”pusaka” yang ada dalam akronim Paskibraka dianggap Gus Dur mengandung makna ”klenik”. Untunglah, dengan perjuangan keras orang orang yang berperan besar dalam sejarah Paskibraka, akhirnya niat Gus Dur untuk melikuidasi Paskibraka dapat dicegah. Apalagi, Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia, pada pasal 4 jelas-jelas menyebutkan: (1) BENDERA PUSAKA adalah Bendera Kebangsaan yang digunakan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. (2) BENDERA PUSAKA hanya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus. (3) Ketentuan-ketentuan pada Pasal 22 tidak berlaku bagi BENDERA PUSAKA. (Pasal 22: Apabila Bendera Kebangsaan dalam keadaan sedemikian rupa, hingga tak layak untuk dikibarkan lagi, maka bendera itu harus dihancurkan dengan mengingat kedudukannya, atau dibakar). Itu berati, bila Presiden ngotot mengubah nama Paskibraka, berarti dia melanggar PP No. 40 Tahun 1958. Presiden akhirnya tidak jadi membubarkan Paskibraka, tapi meminta namanya diganti menjadi ”Pasukan Pengibar Bendera Merah-Putih” saja. Hal ini di-iyakan saja, tapi dalam siaran televisi dan pemberitaan media massa, nama pasukan tak pernah diganti. Paskibraka yang telah menjalani kurun sejarah 32 tahun tetap seperti apa adanya, sampai akhirnya Gus Dur sendiri yang dilengserkan.

Wassalam,

Sabtu, 08 Februari 2014

PERATURAN BARIS BERBARIS (PBB)

PERATURAN BARIS BERBARIS (PBB)



SEJARAH
Berbaris pertama kali dikenal  pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggungjawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu Kerapihan, kekompakan, Ketertiban dan Kesigapan.
Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)

PENGERTIAN
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir yang diperoleh

Sikap lahir yang diperoleh :
Sikap bathin yang diperoleh :
v  Ketegaran
v  Ketangkasan
v  Kelincahan
v  Kerapihan
v  Ketertiban
v  Kehidmatan
v  Kekompakan
v  Keseragaman
v  Kesigapan
v  Keindahan
v  Ketanggapan
v  Kewajaran tenaga
v  Kesopanan
v  Ketelitian
v  Ketenangan
v  Ketaatan
v  Keikhlasan
v  Kesetiakawanan
v  Kebersamaan
v  Persaudaraan
v  Keyakinan
v  Keberanian
v  Kekuatan
v  Kesadaran
v  Konsentrasi
v  Kebiasaan
v  Berani berkorban
v  Persatuan


INGAT !!! Pelatihan Inti PBB
1.       Sikap dan Penampilan
2.       Hentakan Kaki
3.       Patah – patah
4.       Rata – rata Air
5.       Irama Langkah
6.       Kewajaran Tenaga
7.       Konsentrasi

A.    Maksud Dan Tujuan

Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
1)      Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban
2)       Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan  

Tujuan dari PBB adalah :
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.
B.     Aba - aba

  1. Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk di laksanakan secara serentak atau berturut-turut.

  1. Macam aba-aba
    1. Aba-aba petunjuk
      Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.
    1. Aba-aba peringatan
            Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa rugu-ragu.
    1. Aba-aba pelaksanaan
1)      Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak atau berturut-turut.
2)      Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
a)      GERAK
      Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
b)      JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Catatan  : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ” maju ”.
c)      MULAI
      Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.


C.    Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar

a)    Sikap Sempurna
1.      Aba –aba   : ” Siap – GERAK ”
2.      Pelaksanaan :
a.       Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60o
b.      Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
c.                    Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak
dinaikan.
d.                   Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak
 terpaksa, rapat di paha.
e.       Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
f.       Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan,bernafas wajar.

b)                            Istirahat
1.      Aba-aba  : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
2.      Pelaksanaan
a.       Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).
b.      Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
c.       Dapat bergerak.

c)      Lencang Kanan / Kiri
1.      Hanya dalam bentuk bersaf.
2.      aba-aba  : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
3.      Pelaksanaan
a)      Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
b)      Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri.
c)      Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-nya.
d)     Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
            Catatan    :
1)      Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2)      Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan tangan.
3)      Pada aba-aba  : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke depan.

d)     Setengah Lencang Kanan / Kiri
1.      Aba-aba  : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
2.      Pelaksanaan
a.       Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
b.      Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu sama lain di sebelah depan.
c.       Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.

e)      Lencang Depan
1.      Hanya dalam bentuk banjar.
2.      Aba-aba  : ” Lencang Depan - GERAK ”
3.      Pelaksanaan :
a.       Penjuru tetap sikap sempurna.
b.      Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
c.       Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
d.      Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke sikap sempurna.

f)                   Berhitung
1.   Aba-aba  : ”Hitung - MULAI ”
2.   Pelaksanaan :
a.       Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
b.      Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil memalingkan muka ke depan.
c.       Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
d.      Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
e.       Penyebutan nomor di ucapkan penuh.

g)      Perubahan Arah
1.   Hadap kanan / kiri
a.   Aba-aba  : ” Hadap kanan / kiri - GERAK ”
b.   Pelaksanaan :
1)      Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2)      Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3)      Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.



2.   Hadap serong kanan / kiri
a.   Aba-aba  : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
b.   Pelaksanaan :
1)      Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2)      Berputar arah 45o ke kanan / kiri.
3)      Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.

3.   Balik kanan
a.   Aba-aba  : ” Balik kanan - GERAK ”
b.   Pelaksanaan :
1)      Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki kanan.
2)      Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180o.
3)      Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.

h)      Membuka / Menutup Barisan
1.   Buka barisan
a.   Aba –aba  : ” Buka Barisan - JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah ke samping kanan / kiri, sedangkan regu tengah tetap.

i)        Bubar
1.   Aba-aba  : ” Bubar jalan ”
2.   Pelaksanaan :
a.       Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat  ( sesuai PPM )
b.      Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua hitungan dalam hati, mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar.

j)        Berhimpun
1.   Aba-aba  : ” Berkumpul - MULAI ”
2.   Pelaksanaan :
a.       Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri bebas,dengan jarak tiga langkah
b.      Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.

k)      Berkumpul
1.                   Berkumpul bersaf
a.       Aba-aba  : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
b.      Pelaksanan :
1)      Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.
2)      Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri  ( lencang kanan )
3)      Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus,memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”
4)      Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap sempurna
5)      Bila bersenjata, sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.

2.   Berkumpul Berbanjar
a.   Aba- aba  : ” Berbanjar kumpul MULAI ”
b.   Pelaksanaan :
1)      Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.
2)      Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.
3)      Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”
4)      Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
5)      Bila bersenjata sebelum meluruskan, letakan senjata di pundak kiri terlebih dahulu.

l)        Meninggalkan Barisan
1.   Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan
a)      Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan
b)      Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna.
c)      Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
2.   Bila anggota yang akan minta izin
a)      Mengambil sikap sempurna dahulu
b)      Mengangkat tangan kirinya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan )
c)      Menyampaikan maksudnya.
d)     Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya.

E.     Gerakan Berjalan Tanpa Senjata

a.  Panjang, Tempo Dan Macam Langkah

1.    Langkah dapat di bedakan sbb :

Macam Langkah                                     Panjang                                  Tempo
a. Langkah biasa                                       70 cm                                        96 menit
b. Langkah tegap                                      70 cm                                        96 menit
c. Langkah perlahan                                  40 cm                                        30 menit
d. Langkah ke samping                             40 cm                                        70 menit
e. Langkah ke belakang                            40 cm                                        70 menit
f.  Langkah ke depan                                60 cm                                        70 menit
g. Langkah di waktu lari                           80 cm                                      165 menit

2.   Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit


b.  Maju Jalan

1.   Dari sikap sempurna
a.   Aba-aba  : ” Maju Jalan ”
b.  Pelakasanaan :
1)      Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah, selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2)      Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90o lengan kiri 30o
3)      Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke depan 45o dan ke belakang 300
4)      Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.

c.   Langkah Biasa
1)      Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.
2)      Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di seret ).
3)      Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
4)      Langkah kaki seperti jalan biasa.
5)      Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
6)      Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
7)      Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.



d.   Langkah Tegap

1.  Dari sikap sempurna
a.  Aba-aba  : ” Langkah Tegap Maju JALAN ”
b.  Pelaksanaan :
1)      Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa dengan cara kaki di hentakan terus menerus.
2)      Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat tinggi.
3)      Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka, hingga jari-jari lurus dan rapat.
4)      Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300.
     
2.   Dari Langkah Biasa
a.   Aba-aba  : ” Langkah Tegap JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
ü  Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah
ü  Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan bersamaan dengan hentakan kaki.

       3.  Kembali ke langkah biasa
a.   Aba-aba  : ” Langkah Biasa JALAN ”
b.  Pelaksanaan :
ü  Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah.
ü  Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan kembali menggenggam.
Catatan   : Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba peringatan  :  Langkah tegap / biasa jalan pada perubahan langkah.

e.   Langkah Perlahan

1.   Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran.
a.   Aba-aba  : ” Langkah perlahan maju JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
1)      Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul dengan kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian di lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri.
2)      Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.


2.   Berhenti dari langkah perlahan
a.  Aba-aba  : ” Henti GERAK ”
b.  Pelaksanaan :
Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama langkah biasa dan kembali sikap sempurna.

f.   Langkah Kesamping / Kebelakang / Depan

1.    Aba-aba..........Langkah ke samping/Kebelakang/Kedepan – JALAN
2.    Pelaksanaan :
ü  Kaki kanan / kiri di langkahkan ke samping / kekanan / kedepan  sepanjang / sesuai ketentuan.
ü  Selanjutnya kaki kiri / kanan di rapatkan pada kaki kanan / kiri.
ü  Badan tetap pada sikap sempurna, tangan tidak melenggang.
ü  Hanya boleh dilakukan sebanyak – banyaknya 4 langkah.
ü  Khusus untuk langkah ke depan, gerakan dilakukan dengan langkah tegap.



g.   Langkah di Waktu Lari

1.   Dari sikap sempurna :
a.   Aba-aba : ” Langkah Maju-JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
1)      Pada aba-aba peringatan, kedua tangan di kepalkan dengan lemas di letakan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke belakang.
2)      Pada aba-aba pelaksanaan, di mulai lari dengan menghentakan kaki setengah langkah dan selanjutnya lari menurut panjang langkah.

2.   Dari Langkah Biasa :
a.   Aba-aba  : ” Lari – JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
1)      Pada aba-aba peringatan, sama dengan di atas.
2)      Pada aba-aba pelaksanaan, di berikan pada kaki kanan / kiri jatuh di     tanah di tambah satu langkah.

3.   Kembali ke langkah Biasa :
a.   Aba-aba  : ” Langkah biasa – JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah tiga lankah kemudian berjalan biasa, di mulai dengan kaki kiri di hentakan, bersamaan dengan itu kedua lengan di lenggangakan.

4.      Berhenti dari berlari
a.       Aba-aba  : ” Henti – GERAK ”
b.      Pelaksanaan :
Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah tiga Langkah, selanjutnya kaki di rapatkan, kedua di turunkan, kembali bersikap sempurna.

h.  Ganti Langkah

1.      Aba-aba : ” Ganti Langkah JALAN ”
2.      Pelaksanaan :
a)      Gerakan dapat di lakukan pada waktu langkah biasa / tegap.
b)     Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
c)      Ujung kaki  kanan / kiri yang sedang di belakang di rapatkan dengan tumit kaki sebelahnya.
d)     Bersamaan dengan itu lenggang tangan di hentikan tanpa di rapatkan di paha.
e)      Selanjutnya di sesuaikan dengan langkah baru.
f)      Gerakan ini di lakukan dalam satu hitungan.

i.  Jalan di Tempat

1.    Dari sikap sempurna :
a.       Aba-aba : ” Jalan ditempat – GERAK ”
b.      Pelaksanaan :
ü  Di mulai dengan kaki kiri, lutut berganti – ganti diangkat hingga paha rata-rata.
ü  Ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai langkah biasa.
ü  Badan tegak, pandangan lurus ke depan dan lengan di rapatkan pada badan        ( tidak melenggang )

       2.    Dari Langkah Biasa :
a.                   Aba-aba : ” Jalan di tempat – Gerak ”
b.                  Pelaksanaan :
  Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah kemudian jalan di tempat.



3.      Dari Jalan di Tempat ke Langkah Biasa :
a.    Aba-aba ; ” Maju – JALAN ”
b.    Pelaksanaan :
  Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah dan mulai berjalan dengan menghentakan kaki kiri setengah langkah ke depan.

  4.     Dari Jalan di Tempat ke Berhenti :
a.          Aba-aba : ” Henti – GERAK ”
b.         Pelaksanaan :
  Di berikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan.

J.  Berhenti
a.          Aba-aba : ” Henti GERAK ”
b.          Pelaksanaan :
            Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah di tambah satu langkah, selanjutnya kaki kanan / kiri dirapatkan.

      k.  Hormat Kanan / Kiri
       1.      Gerakan Hormat kanan / kiri
a.         Aba-aba hormat kanan kiri – GERAK ”
b.         Pelaksanaan :
1)      Gerakan dilakukan pada waktu langkah tegap.
2)      Di berikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah
3)      langkah berikutnya di hentakan.
4)      Bersamaan dengan itu tangan kanan diangkat ke arah pelipis ( PPM ) kepala di palingkan dan pandangan mata di arahkan kepada yang di beri hormat sampai 450 hingga ada aba-aba ”Tegak gerak ”
5)      Penjuru kanan / kiri tetap melihat kedepan untuk memelihara arah.
6)      Lengan kiri tidak melenggang, rapat pada badan, pada waktu menyampaikan penghormatan.

          2.    Gerakan Selesai Menghormat :
a.                   Aba-aba : ” Tegak -  GERAK ”
b.                  Pelaksanaan :        
Diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, ditambah satu langkah, langkah berikutnya di hentakan.
Bersamaan dengan itu lengan kanan maupun kiri kembali melenggang, pandangan kembali kedepan.

l.  Perubahan Arah Dari Berhenti ke Berjalan

1.  Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan :
a.     Aba-aba : ” Hadap Kanan / Kiri ” Maju - JALAN ”
b.    Pelaksanaan :
1)      Membuat gerakan hadap kanan / kiri.
2)      Pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan tetapi dilangkahkan seperti gerakan maju jalan.

         2.   Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan
a.        aba-aba : ” Hadap Serong kanan / kiri – JALAN ”
b.       Pelaksanaan :
1.              Membuat gerakan hadap serong kanan / kiri
2.              Gerakan selanjutnya sama sepetri diatas

   3.   Balik Kanan Maju Jalan
a.           Aba-aba : ” Balik Kanan maju – JALAN ”
b.          Pelaksanaan :
1.          Membuat gerakan balik Kanan
2.          Gerakan selanjutnya sama seperti di atas.


  4.   Ke Belok Kanan / Kiri Maju Jalan :
a.                  Aba-aba : ” Belok kanan / kiri maju - JALAN ”
b.                  Pelaksanaan :       
1.                  Penjuru merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai berjalan ke arah tertentu.
2.                  Anggota lainnya mengikuti.

j.   Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berjalan
1.              Ke Hadap Kanan / Kiri Maju Jalan.
2.              Ke Hadap Serong Kanan / Kiri Maju Jalan.
3.              Ke Balik kanan maju jalan.
a.       Aba-aba disesuaikan
b.      Pelaksanaan :
ü  Aba-aba pelaksanaan jatuh pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü  Melakukan gerakan-gerakan hadap kanan / kiri hadap serong kanan / kiri, balik kanan / kiri.
ü  Gerakan selanjutnya, pada hitungan ke tiga kaki kanan / kiri tidak dirapatkan, tetapi dilangkahkan.
4.              Ke Belok Kanan / Kiri
a.   Aba-aba : ” Belok kanan / Kiri – JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
ü  Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah.
ü  Penjuru depan merubah arah 900 ke kanan / kiri dan mulai jalan ke arah yang baru.
ü  Anggota lainnya mengikuti.
                        Catatan :
                              1.   a.   Aba-aba : ” Dua kali belok kanan / kiri – JALAN ”
                                    b.   Pelaksanaan :
ü  Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü  Setelah dua langkah berjalan, kemudian melakukan gerakan belok kanan / kiri – jalan.

       2.   a.  Aba-aba : ” Tiap-tiap banjar dua kali belok kanan / kiri - JALAN”
                                     b.  Pelaksanaan :
ü  Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü  Setelah dua langkah berjalan, tiap-tiap banjar melakukan belok kanan / kiri, pada tempat dimana aba- aba di berikan.
ü  Perubahan arah 1800.

k.  Perubahan Arah Dari Berjalan ke Berhenti

1.                   Ke hadap kanan / kiri berhenti
2.                   Ke hadap serong kanan / kiri berhenti
3.                   Ke balik kanan berhenti
      a.   Aba-aba           +  Hadap kanan / kiri – henti GERAK
                        +  Hadap serong kanan / kiri henti GERAK
                        +  Balik kanan henti – GERAK
      b.  Pelaksanaan :
ü  Aba-aba pelaksanaan jatuh pada kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu tanah.
ü  Melakukan hadap kanan / kiri, hadap serong kanan / kiri, balik kanan.
ü  Pada hitungan ketiga, kaki kanan / kiri di rapatkan,kembali ke sikap sempurna.






l.  Haluan Kanan / Kiri

Gerakan ini hanya dalam bentuk bersaf, guna merubah arah tanpa merubah bentuk.
1.  Berhenti ke Berhenti
a.   Aba-aba : ” Halauan Kanan / kiri – JALAN ”
b.   Pelaksanaan :
ü  Pada aba-aba pelaksanaan, penjuru kanan / kiri jalan di tempat,dengan merubah arah secara perlahan-lahan sampai 900.
ü  Bersamaan dengan ini saf mulai maju, sambil meluruskan safnya, hingga merubah arah 900, kemudian berjalan di tempat.
ü  Setelah penjuru kanan / kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ” LURUS ”.
ü  Kemudian Komandan memberi aba-aba Henti – Gerak .

          2.   Berhenti ke Berjalan
a.   Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju – Jalan ”
b.  Pelaksanaan :
ü  Gerakan seperti tersebut di atas
ü  Setelah aba-aba ” Maju – Jalan ” ,pasukan mulai berjalan.( aba-aba di berikan Komandan ).

3.   Berjalan ke Berhenti
a.  Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri – jalan ”
b.  Pelaksanaan :
ü  Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü  Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”LURUS”.
ü  Pelatih memberi aba-aba ” Henti – Jalan ”

4.   Berjalan ke Berjalan
               a.   Aba-aba : ” Haluan kanan / kiri maju - Jalan ”
         b.   Pelaksanaan :
ü  Pada saat kaki kanan / kiri jatuh di tanah, di tambah satu langkah.
ü  Setelah penjuru kanan/kiri melihat safnya telah lurus, ia memberi isyarat ”LURUS”.
ü  Pelatih memberi aba-aba ” Maju – Jalan ”
ü  Seluruhnya melaksanakan berjalan.

m. Melintang Kanan / Kiri

Gerakan ini di lakukan dalam bentuk berbanjar, guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dengan arah tetap.
1.      Berhenti ke Berhenti
      a.   Aba-aba ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
      b.   Pelaksanaan :
      Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri, kemudian barisan mebuat gerakan Haluan kiri / kanan.
     
2.   Berhenti ke Berjalan
a.   Aba-aba : Melintang kanan / kiri maju – Jalan ”
b.   Pelaksanaan :
ü  Setelah aba-aba pelaksanaan, melakukan gerakan hadap kanan / kiri kemudian barisan membuat gerakan haluan kanan / kiri.
ü  Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.

3.   Berjalan ke Berjalan
      a.   Aba-aba : ” Melintang Kanan / kiri Maju-Jalan ”
      b.   Pelaksanaan :
ü  Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan haluan kiri / kanan.
ü  Setelah beri aba-aba Maju – Jalan,barisan malakukan gerakan maju jalan.

4.   Berhenti ke Berhenti
      a.   aba-aba : ” Melintang kanan / kiri – Jalan ”
      b.   Pelaksanaan :
ü  Setelah aba-aba pelaksanaan dan ditambah satu langkah barisan melakukan haluan kiri / kanan.
Setelah aba-aba Henti – Gerak, seluruhnya kembali ke sikap sempurna